Translate

Minggu, 16 November 2014

Cerpen

Kesibukanmu Membuatku Menggunakannya.

            Pagi yang cerah. Aku Eva Putri Kurniawan, yang baru saja duduk di bangku sekolah menengah pertama kelas 7. Aku putri tunggal dari bapak Kurniawan dan ibu Indah pratiwi. Mereka biasa aku panggil bunda dan ayah. Bunda dan ayahku sangat sayang padaku, buktinya mereka sangat memperhatikanku. Hari ini adalah hari pertamaku masuk di sekolah SMP MUDA12. Awal masuk mos, aku mengagumi teman satu kelompokku yang bernama Aldi. Dia sangat istimewa di mataku, “yatuhan, nih cowok kece banget. Coba aku jadi pacarnya”, inginku dalam hati. Sepulang dari mos, Mobil ayah sudah berada di depan pagar sekolah. Keesokan harinya, pada saat sekolah, aku duduk satu bangku dengan Aldi. Tapi ternyata Aldi sudah tau kalau aku mengaguminya, dari teman sdku yang bernama Evi. Akhirnya Aldi menjauhi aku, hingga aku kelas 8.
            Pada saat kelas 8, aku masih mengaguminya, dan evi temanku membantuku atau kata anak jaman sekarang itu nyomblangin aku sama Aldi. Gak lama kemudian, Aldi menjadi pacarku. Walaupun aku bahagia bisa pacaran dengannya, tapi kebahagiaanku gak sebahagia aku di waktu sd dulu. Sekarang, bunda dan ayah terlalu sibuk dengan urusannya dan sering bertengkar. Sampai terkadang terbawa mimpi olehku. Aku merasa tidak di perdulikan lagi. Aku juga pernah gak sengaja buka smartphone bunda, dan isi smsnya bukan dari ayah melainkan dari orang lain. Hatiku sungguh sangat terpukul.”tega bunda ke ayah”, jeritku dalam hati.
            Jarum jam menunjukkan pukul 20:00 yang menunjukkan ayah dan bunda pulang kerumah. Tak lama kemudian suara mobil ayah terdengar, aku segera membukakan pagar rumah. “Ayah kok pulang sendiri, mana bunda?” tanyaku pada ayah. “Bunda lagi sibuk, mungkin pulang agak malam”, jawabnya dengan santai. Aku terus menunggu kedatangan bunda sembari membuatkan teh hangat untuk ayah.
Bundapun datang........
Aku yang hanya ingin menunjukkan nilai ujianku kepada mereka, tapi tak bisa terjadi. Karena setelah bunda sampai di rumah, mereka berdua berantem lagi. Dalam hati kecilku ingin pergi saja dari rumah. Aku yang mulai stres dan muak dengan keadaan yang mengakibatkan nilai-nilaiku di sekolah menurun drastis, ingin marah terus menerus dan rasanya ingin bunuh diri.
            Aku mempunyai teman yang bernama sara, dia teman yang mengertiku saat ini. Dia mengajakku bersenang-senang setiap malam di tempat hiburan sambil minum-minuman air keras. Rasanya semua masalahku hilang dan tak ingat apa-apa. Sara juga memberiku saran untuk mengkonsumsi obat yang katanya bisa membuatku merasa tanpa beban. Aku pun mengikuti sarannya, karena aku sudah capek mendengar suara tengkar orang tuaku. Akupun sudah mulai ketagihan dengan obat-obatan dan minuman keras. Orang tuaku tidak pernah mengetahui itu, karena mereka terlalu sibuk dengan urusannya.
            2 bulan kemudian, orang tuaku mengetahui kalau aku mengkonsumsi narkoba setelah aku tidak kuat menahan kesakitanku karena telah ketagihan menggunakannya. Mereka membawaku ke rumah sakit. Dokter mengatakan bahwa aku telah terpengaruh oleh narkoba. Bundaku syok dan akhirnya pinsan, ayahku emosi hingga memukul tembok rumah sakit itu. Aku merasa bersalah dengan kelakuanku, aku berjanji pada diriku sendiri agar aku tidak mengulangi perbuatan ini lagi.
            Setelah aku sembuh dari penyakitku itu, orangtuaku kembali seperti dulu. Dimana mereka selalu memberiku nasehat, waktu luang, perhatian yang penuh dan lain-lain. Sebenernya, aku hanya butuh perhatian dan kasih sayang mereka. Uang dan harta benda lainnya, hanya nomor 2 bagiku. I love you bun, yah :*

Sekian dari saya kawan, intinya orangtua jangan terlalu sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. Tapi juga untuk anak-anaknya, jangan coba-coba untuk mencoba hal-hal yang kurang baik seperti menggunakan narkoba. Okee guys, thanks wassalam~


By : Afilda J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar