Kesibukanmu Membuatku Menggunakannya.
Pagi yang cerah. Aku Eva Putri
Kurniawan, yang baru saja duduk di bangku sekolah menengah pertama kelas 7. Aku
putri tunggal dari bapak Kurniawan dan ibu Indah pratiwi. Mereka biasa aku
panggil bunda dan ayah. Bunda dan ayahku sangat sayang padaku, buktinya mereka
sangat memperhatikanku. Hari ini adalah hari pertamaku masuk di sekolah SMP
MUDA12. Awal masuk mos, aku mengagumi teman satu kelompokku yang bernama Aldi.
Dia sangat istimewa di mataku, “yatuhan, nih cowok kece banget. Coba aku jadi
pacarnya”, inginku dalam hati. Sepulang dari mos, Mobil ayah sudah berada di
depan pagar sekolah. Keesokan harinya, pada saat sekolah, aku duduk satu bangku
dengan Aldi. Tapi ternyata Aldi sudah tau kalau aku mengaguminya, dari teman
sdku yang bernama Evi. Akhirnya Aldi menjauhi aku, hingga aku kelas 8.
Pada saat kelas 8, aku masih
mengaguminya, dan evi temanku membantuku atau kata anak jaman sekarang itu
nyomblangin aku sama Aldi. Gak lama kemudian, Aldi menjadi pacarku. Walaupun
aku bahagia bisa pacaran dengannya, tapi kebahagiaanku gak sebahagia aku di
waktu sd dulu. Sekarang, bunda dan ayah terlalu sibuk dengan urusannya dan
sering bertengkar. Sampai terkadang terbawa mimpi olehku. Aku merasa tidak di
perdulikan lagi. Aku juga pernah gak sengaja buka smartphone bunda, dan isi
smsnya bukan dari ayah melainkan dari orang lain. Hatiku sungguh sangat
terpukul.”tega bunda ke ayah”, jeritku dalam hati.
Jarum jam menunjukkan pukul 20:00
yang menunjukkan ayah dan bunda pulang kerumah. Tak lama kemudian suara mobil
ayah terdengar, aku segera membukakan pagar rumah. “Ayah kok pulang sendiri,
mana bunda?” tanyaku pada ayah. “Bunda lagi sibuk, mungkin pulang agak malam”,
jawabnya dengan santai. Aku terus menunggu kedatangan bunda sembari membuatkan
teh hangat untuk ayah.
Bundapun
datang........
Aku yang hanya ingin menunjukkan nilai ujianku
kepada mereka, tapi tak bisa terjadi. Karena setelah bunda sampai di rumah,
mereka berdua berantem lagi. Dalam hati kecilku ingin pergi saja dari rumah.
Aku yang mulai stres dan muak dengan keadaan yang mengakibatkan nilai-nilaiku
di sekolah menurun drastis, ingin marah terus menerus dan rasanya ingin bunuh
diri.
Aku mempunyai teman yang bernama
sara, dia teman yang mengertiku saat ini. Dia mengajakku bersenang-senang
setiap malam di tempat hiburan sambil minum-minuman air keras. Rasanya semua
masalahku hilang dan tak ingat apa-apa. Sara juga memberiku saran untuk
mengkonsumsi obat yang katanya bisa membuatku merasa tanpa beban. Aku pun
mengikuti sarannya, karena aku sudah capek mendengar suara tengkar orang tuaku.
Akupun sudah mulai ketagihan dengan obat-obatan dan minuman keras. Orang tuaku
tidak pernah mengetahui itu, karena mereka terlalu sibuk dengan urusannya.
2 bulan kemudian, orang tuaku
mengetahui kalau aku mengkonsumsi narkoba setelah aku tidak kuat menahan
kesakitanku karena telah ketagihan menggunakannya. Mereka membawaku ke rumah
sakit. Dokter mengatakan bahwa aku telah terpengaruh oleh narkoba. Bundaku syok
dan akhirnya pinsan, ayahku emosi hingga memukul tembok rumah sakit itu. Aku
merasa bersalah dengan kelakuanku, aku berjanji pada diriku sendiri agar aku
tidak mengulangi perbuatan ini lagi.
Setelah aku sembuh dari penyakitku
itu, orangtuaku kembali seperti dulu. Dimana mereka selalu memberiku nasehat,
waktu luang, perhatian yang penuh dan lain-lain. Sebenernya, aku hanya butuh
perhatian dan kasih sayang mereka. Uang dan harta benda lainnya, hanya nomor 2
bagiku. I love you bun, yah :*
Sekian
dari saya kawan, intinya orangtua jangan terlalu sibuk dengan urusannya
sendiri-sendiri. Tapi juga untuk anak-anaknya, jangan coba-coba untuk mencoba
hal-hal yang kurang baik seperti menggunakan narkoba. Okee guys, thanks
wassalam~
By
: Afilda J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar